TUGAS KULIAH (3)
Statistik Pendidikan dan Komputer
PEMANFAATAN PEMBELAJARAN BERBASIS
TIK
UNTUK SEMUA KALANGAN DAN GOLONGAN
Disusun oleh:
NAMA
|
NIM
|
KELAS
|
E-MAIL
|
Arif Mashudi
|
Q 100 120 008
|
I / B
|
arifmsh@ymail.com
|
FAKULTAS PASCA SARJANA
JURUSAN / PROGDI MAGISTER PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
PEMANFAATAN PEMBELAJARAN BERBASIS
TIK
UNTUK SEMUA KALANGAN DAN GOLONGAN
Arif Mashudi,
Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAKSI
Tujuan. Pembelajaran menggunakan media Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan upaya untuk mempermudah proses belajar
dari segi kemudahan, tingkat efisien waktu dan tenaga bagi guru dan dosen
ketika memberikan pengajaran.
Metodologi /
Pendekatan. Berbagai
media dan software yang dipasarkan
baik secara langsung di media cetak maupun secara on-line adalah suatu bentuk-bentuk pelayanan kemudahan dalam
menggunakan media tersebut. Contoh, media yang berupa media presentasi dapat
digunakan oleh pengajar dalam mengembangkan cara dan metode pengajaran.
Penggunaan media TIK dapat dilakukan kepada semua kalangan. Dalam hal ini,
pembelajaran dengan menggunakan media TIK dapat digunakan untuk peserta didik
yang memiliki kebutuhan khusus dalam pelayanan
pendidikan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pengajaran
di ruang kelas merupakan suatu kegiatan yang harus dipersiapkan secara matang.
Hal ini mengingat tingkat efisiensi dan efektifitas dari pembelajaran harus
terarah dan terukur untuk segala dimensi. Hal yang perlu menjadi perhatian
adalah kemampuan pengajar dalam memberikan penyampaian konsep belajar yang
mudah, praktis, dan menyenangkan bagi peserta didik. Pembelajaran yang
menyenangkan dapat terlaksana dengan baik dan menyenangkan bila pengajar
memberikan pola (pattern) pengajaran
yang unik, menarik dan tidak monoton.
Penerapan
pembelajaran TIK dapat dimanfaatkan oleh berbagai golongan baik peserta didik
normal maupun peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus. Menurut Thomas (1992),
bahwa ICT dapat membawa manfaat tertentu untuk siswa dengan kesulitan emosional
dan perilaku. Sehingga penerapan dari pembelajaran TIK dapat diwujudkan dengan
adanya pelatihan-pelatihan bagi pengajar untuk menghasilkan kualitas
pembelajaran yang baik. Berdasarkan pengalaman
yang diperoleh dari penggunaan teknologi informasi di Meldreth Manor, sebuah sekolah bagi siswa dengan kesulitan belajar
berat, Banes (2002) dan Walter (2004), bahwa TIK dapat membantu
dalam komunikasi. Mereka menyatakan bahwa hal tersebut juga menarik untuk digunakan dan tantangan positif untuk sebagian besar
murid.
Penerapan
TIK juga dapat digunakan untuk pembelajaran jarak jauh, sehingga memudahkan
bagi pengguna dalam menyampaikan informasi untuk diberikan kepada yang
membutuhkan. Salah satu upaya dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh disini
dapat diterapkan melalui media electronic
mail (e-mail) untuk memberikan
hasil-hasil informasi yang dapat diberikan secara mudah dan cepat. TIK dasar seperti e-mail memiliki potensi untuk memungkinkan siswa jarak
jauh terletak secara interaktif mengambil bagian dalam program tertentu. Disamping itu, pembelajaran
jarak jauh dapat memanfaatkan chatting interaktif
dan konferensi video antara satu dengan yang lainnya. Hal ini melatarbelakangi
bahwa pengajaran dengan TIK menjadikan kemudahan dalam memberikan informasi
dengan mudah, praktis, dan cepat.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan
pembelajaran TIK.
2. Bagaimana mengatasi masalah yang timbul dalam
pelaksanaan pembelajaran TIK?
3. Langkah-langkah apa saja yang dapat
dilaksanakan untuk mengatasi masalah yang timbul dalam pelaksanaan pembelajaran
TIK?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui masalah-masalah dalam pembelajaran
TIK.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah mengatasi
masalah dalam pembelajaran TIK.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Masalah-Masalah
Dalam Pembelajaran TIK
Hal yang
dapat diterapkan dalam penggunaan media TIK dalam pengajaran dapat berjalan
secara efektif dan tepat guna, meskipun demikian terdapat beberapa kendala-kendala
yang tidak lepas dari masalah yang timbul. Menurut Martey (2004), kemajuan menuju layanan
berbasis TIK telah lambat untuk
beberapa alasan; (i) tingginya biaya infrastruktur informasi dan
komunikasi, (ii) kurangnya keahlian teknis. Disamping itu, terdapat rincian kendala yang
lebih spesifik seperti tidak adanya penyediaan pendidikan jarak jauh yang mengintegrasikan
dukungan perpustakaan ke dalam program, masih banyaknya ketergantunga pada modul cetak untuk menyebarkan informasi. Oleh karena itu,
perlunya upaya-upaya dalam rangka mengatasi kendala yang ada sehingga beberapa
kendala tersebut dapat diatasi dengan baik.
Pokok
pembahasan selanjutnya adalah mempersiapkan dan menyediakan sumber balajar dan
alat sebagai media pembelajaran TIK untuk kalangan pelajar yang memiliki
catatan berkebutuhan khusus. Sehingga terdapat adanya penerapan multimedia
untuk semua kalangan dan golongan. Penerapan ke depan adalah pengembangan
multimedia sebagai sarana belajar yang menjangkau untuk semua kalangan tersebut.
2.2 Pendekatan
Masalah
Pemanfaatan
penggunaan TIK dalam menciptakan lingkungan belajar
yang aplikatif dapat terwujud melalui penggunaan media TIK yang dapat
memfasilitasi kebutuhan penggunanya. Menurut Florian (2004), pemanfaatan TIK dapat digambarkan dalam enam hal yakni; (1) pemanfaatan
secara maksimal untuk program pengajaran guru dengan teknologi berbasis komputer pada program pembelajaran, (2) program TIK
yang dapat meningkatkan pembelajaran eksplorasi. Artinya dengan bantuan teknologi, eksplorasi lingkungan belajar dapat dikembangkan secara eksploratif, (3) Menggunakan TIK
sebagai alat: jenis ini belajar dengan TIK adalah tentang
keterampilan yang terlibat dalam menggunakan alat-alat teknologi, (4) Bantuan
dalam komunikasi: ada perangkat teknologi banyak bantu yang tersedia untuk
membantu berkomunikasi siswa, seperti synthesizer suara, (5) Penggunaan untuk keperluan
penilaian: sebuah sistem penilaian berbasis komputer dapat menjadi lebih dari
sekedar alat untuk merekam dan meringkas data, (6) Digunakan sebagai alat untuk mengembangkan pendidikan individu bagi siswa berkebutuhan khusus
sehingga dapat dirancang untuk
mengatasi kesulitan yang berindikasi pada teridentifikasinya cara belajar dari
kalangan siswa yang berkebutuhan khusus tersebut. Meskipun berbagai manfaat
dapat dirasakan, namun untuk mengantisipasi berbagai masalah dalam penggunaan
media TIK dapat dilakukan pendekatan-pendekatan yang aplikatif.
Menurut
Midgley (1993), terdapat tiga model untuk
pelatihan TIK bagi
siswa berkebutuhan khusus; (1) Model lokakarya, model ini digunakan untuk pelatihan TIK yang awal, (2) Model pendidikan, merupakan jenis model pelatihan yang disediakan oleh lembaga pendidikan reguler yang memeberikan penekanan pada pendidikan, (3) Model rehabilitasi
kejuruan sistemik, model ini mengacu pada
penciptaan pendekatan, terstruktur dan diarahkan dalam rangka memenuhi kebutuhan individu masyarakat.
2.3 Pemecahan
Masalah
1.
Melalui
penawaran program sarjana dan pascasarjana khusus dalam TIK dan bidang yang terkait;
2.
Melaksanakan
program pascasarjana yang ditawarkan oleh universitas
seperti Manajemen Informasi
atau Sistem Informasi);
3.
Menyiapkan
tenaga yang terampil seperti insinyur, administrator, manajer, dan teknisi untuk memenuhi permintaan di pasar;
4.
Bertindak sebagai jembatan antara akademisi
dan industri dengan mengembangkan keterampilan TIK berbasis pelatihan;
5.
Mendorong
pertumbuhan dan peningkatan TIK di berbagai
disiplin ilmu;
6.
Menyediakan program pelatihan
khusus untuk tenaga profesional TI dari semua tingkatan untuk meningkatkan
keterampilan peserta yang
bersangkutan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya media TIK dapat
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dalam pengajaran untuk umum maupun kalangan
peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus. Segala kemudahan seperti adanya
media aplikatif dalam penyampaian, media penyambung informasi melalui
pembelajaran jarak jauh, serta berbagai varian kemudahan dalam pembelajaran
menggunakan media TIK dapat diwujudkan di saat proses kegiatan belajar dan
mengajar. Namun, hal yang menjadi permasalahan seperti tingginya biaya
instalasi dan pengadaan serta terbatasnya tenaga profesional sebagai user (pengguna), maka segala solusi
pemecahan dapat untuk diterapkan dan diambil langkah pemecahan masalah yang
ada.
3.2. Saran
1.
Diharapkan adanya pelatihan khusus bagi semua pengajar sehigga dapat
menjembatani kebutuhan TIK pada era sekarang ini.
2. Diharapkan
adanya pendampingan khusus kepada setiap peserta didik khususnya yang memiliki
kebutuhan khusus sehingga terciptanya konsep education for all dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Thomas, M. (Ed.) (1992), I.T. and Students with Emotional
and Behavioural Difficulties,
National Council for Educational Technology, Coventry.
Midgley, G. (1993), “Three models
of IT training for people with disabilities”, in Floyd, M. (Ed.), Information
Technology Training for People with Disabilities, Jessica Kingsley, London, pp.
36-47.
Banes, D. and Walter, R. (2002),
Internet for All, 2nd ed., David Fulton, London
Alfred Kwasi Martey, (kakita2@yahoo.com) is the Deputy Librarian, The Main Libarary,
University of the Cape Coast, Cape Coast, Ghana.
Florian, L. (2004), “Uses of
technology that support pupils with special educational needs”.
in Florian, L. and Hegarty, J.
(Eds), ICT and Special Educational Needs: a Tool for
Inclusion,
Open University Press, Buckingham, pp. 7-20.